Pendidikan Nasional

pendidikan nasional- Pada dasarnya pendidikan adalah   laksana eksperimen yang tidak pernahselesai hingga kapanpun, sepanjang ada kehidupan  insan di dunia ini. Dikatakan   demikian, alasannya yaitu pendidikan merupakan bab dari kebudayaan dan peradaban insan yang terus berkembang. Hal ini  sejalan dengan pembawaan insan yang mempunyai potensi kreatifdan inovatif dalam segala bidang kehidupan.

Bagi bangsa indonesia krisis multidimensi membawa hikmah dan pelajaran yang luar biasa besarnya, yang niscaya bangsa ini sanggup menatap dan membangun masa depan dengan semangat yang lebih optimis. Masa lampau memperjelas pemahaman kita perihal masa kini. Sistem pendidikan yang kita kenal kini yaitu hasil perkembanagan pendidikan yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa kita.

Lihat juga : Sistem pendidikan nasional di Indonesia

Pada masa yang telah lewat, dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi yang diharapkan oleh masyarakat terus menerus berubah, apalagi di dalam dunia terbuka, yaitu di dalam dunia modern dalam masa globalisasi. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam forum pendidikan haruslah  memenuhi standar. Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan  balasannya membawa kita dalam pengungkapan adanya ancaman yang tersembunyi yaitu, kemungkinan adanya pendidikan yang terkekang oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan makna tujuan pendidikan tersebut.

Salah satu dari model pendidikan nasional- yaitu Taman Siswa, semenjak pendiriannya mempunyai tujuan yang bersifat politik, yaitu kemerdekaan Indonesia. Tujuan ini terang dari pertimbangan Ki Hajar Dewantara, pendirinya, sewaktu berada di pengasingan di Negeri Belanda untuk mendalami persoalan pendidikan.

Menurut Ki Hajar, rakyat Indonesia harus benar-benar menyadari arti kehidupan berbangsa dan bertanah air melalui pendidikan. Dengan mendirikan Kindertuin atau TK yang di kalangan Taman Siswa disebut Taman Indriya, pada tanggal 3 Juli 1922. Lembaga pendidikan Taman Siswa diberi nama National Onderwijs Instituut Taman siswa dengan Taman Indriya sebagai tingkat terendah.

Pendidikan Taman Siswa selanjutnya mengakui hak-hak anak untuk bebas yang dinyatakan tidak tanpa batas. Batas itu antara lain yaitu lingkungan dan kebudayaan. Pengakuan atas kebebasan anak yaitu suatu prinsip pendidikan yang sangat pokok pada Taman Siswa. Prinsip demokrasi dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara denganpengertian sebgaia berikut.

  1. Anak dalam pendidikan merupakan sentra perhatian pendidik.Dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terus berjalan, lingkungan anak makin luas dan segala sesuatu yang dijumpainya akan dijadikan miliknya. Hal ini kemudian melahirkan prinsip konsentris, kontinue, dan konvergen yang populer dengan istilah “tri-kon”
  2. Musyawarah sebagai prinsip demokrasi tetapi menghargai pimpinan. Ki Hajar Dewantara menganggap perlu ada suatu kewibawaan yang pada suatu ketika mengarah pada musyawarah dan mufakat.
  3. Dasar demokrasi membawa kewajiban untuk memikul tanggung jawab. Dasar demokrasi yang mengakui hak anak untuk tumbuh dan berkembang berdasarkan kodratnya telah melahirkan metode “among” dengan semboyan “tut wuri handayani” yang kemudian diadopsi menjadi semboyan pendidikan nasional. dasar demokrasi telah membawa Taman Siswa menjadi tidak kaku dan melahirkan prinsip hidup kekeluargaan yang dikalangan Taman Siswa dipraktekan dengan sungguh-sungguh.

Dengan citra di atas, maka Taman Siswa, terutama dibidang pendidikan dan kebudayaan, telah menawarkan andil sangat besar terhadap pendidikan nasional., Bahkan Undang-Undang Pendidikan No. 4 tahun 1950 simpel telah meliputi semua prinsip Taman Siswa.

Lihat juga : Hari anak Nasional

Ada baiknya kita mengetahui Sejarah Pendidikan Nasional mengingat ungkapan "Bangsa yang besar yaitu bangsa yang menghargai jasa pahlawannya",itulah slogan yang sering kita dengar di republik tercinta ini.

Pahlawan tidak selalu identik dengan mengangkat senjata dan berperang meski sebagian besar penafsiran menyatakan bahwa hero yaitu orang yang berjasa membela negara melalui medan perang. Namun bergotong-royong siapa saja yang telah berjasa membawa bangsa ini menuju kemajuan baik dibidang sosial, budaya, teknologi, kesehatan, pendidikan dan lain-lain yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia maka patut kiranya kita beri julukan sebagai pahlawan.


Ki Hajar Dewantara yaitu Salah seorang yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara. Ia lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dan
diberi nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang berasal dari keluarga di lingkungan kraton Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantara menamatkan SD di ELS
(Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) namun alasannya yaitu sakit ia tidak hingga tamat. Ia kemudian menjadi wartawan di beberapa
surat kabar diantaranya Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia,  Kaoem Moeda,  Tjahaja Timoer dan  Poesara.  Tulisan-tulisan Ki Hadjar Dewantara pada surat kabar tersebut sangat
komunikatif dan tajam sehingga bisa membangkitkan semangat patriotik dan antikolonial bagi rakyat Indonesia ketika itu.

Karya-karya Ki Hajar Dewantara yang menjadi landasan dalam berbagi pendidikan di Indonesia diantara yaitu kalimat-kalimat filosofis menyerupai “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri hadayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan” Semuaucapannya ini menjadi slogan pendidikan yang dipakai hingga ketika ini.

Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia dalam  kabinet pertama Republik Indonesia. Ia juga menerima gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. Atas jasanya dalam merintis pendidikan umum di Indonesia, Ki Hajar Dewantara dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959, hari kelahiran Ki Hajar Dewantar yaitu tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.Duatahun sesudah menerima gelar Doctor Honoris Causa, tepatnya pada tanggal 28 April 1959  Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta. Semoga jasanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa selalu dicatat sebagai amal ibadah yang terus mengalir.

Lihat juga : Kenali gaya berguru dan kecdasan anak

Itulah sekelumit pengentahuan perihal pendidikan nasional dan modelnya, pada kesempatan lain insyaallah kami akan menandakan perihal beberapa model mengenai pendidikan nasinal yang ada diindonesia.

0 Response to "Pendidikan Nasional"

Posting Komentar