Pentingya Pendidikan Huruf Di Sekolah
Pentingya Pendidikan Karakter di Sekolah_Pendidikan huruf merupakan adonan dari dua kata, yaitu pendidikan dan karakter. Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa (1930) menyampaikan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan badan anak. Sedangkan pada Undang-undang nomor 20 tahun 2003 wacana Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan ialah perjuangan sadar dan bersiklus untuk mewujudkan suasana mencar ilmu dan proses pembelajaran biar akseptor didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, watak mulia, serta keterampilan yang diharapkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sedangkan istilah huruf secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu “charakter”, yang berarti : watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak. Suyanto (2009) mendefinisikan huruf sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Karakter merupakan nilai-nilai sikap insan yang bekerjasama dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adab istiadat.
Pendidikan huruf ialah perjuangan sadar dan bersiklus dalam menanamkan nilai-nilai sehingga terinternalisasi dalam diri akseptor didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan sikap yang baik. Lickona T (2009) menyatakan bahwa pendidikan huruf ialah suatu perjuangan yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia sanggup memahami, memperhatikan, dan melaksanakan nilai-nilai etika yang inti.
Pendidikan huruf ialah suatu sistem penanaman nilai-nilai huruf kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan huruf di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan acara atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan huruf dimaknai sebagai suatu sikap warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
: mengatasi anak Hyper aktif di kelas
: mengatasi anak Hyper aktif di kelas
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Banyak hal yang sanggup dilakukan untuk merealisasikan pendidikan huruf di sekolah. Konsep huruf tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekkan. Mulailah dengan mencar ilmu taat dengan peraturan sekolah, dan tmenegakan kedisiplinan. Sekolah harus mengakibatkan pendidikan huruf sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam pola dan ajakan konkret yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.
Di sisi lain, pendidikan huruf merupakan upaya yang harus melibatkan semua kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan juga masyarakat luas. Oleh alasannya itu, langkah awal yang perlu dilakukan ialah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus antara lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga, dan masyarakat. Pembentukan dan pendidikan huruf tidak akan berhasil selama antara lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan huruf pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat proses pembentukan tersebut.
Prinsip Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Character Education Quality Standards merekomendaikan sebelas prinsip untuk mewujudkan pendidikan huruf yang efektif, sebagai berikut:
- Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
- Mengidentifikasikan huruf secara komprehensif supaya meliputi pemikiran, perasaan dan perilaku.
- Mengguanakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter.
- Menciptakan komunitas sekolah yang mempunyai kepedulian.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan sikap yang baik.
- Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua siswa, membangun huruf mereka dan membantu mereka untuk sukses.
- Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para siswa.
- Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang menyebarkan tanggung jawab untuk pendidikan huruf yang setia kepada nilai dasar yang sama.
- Adanya pembagian kepimpinan moral dan tunjangan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.
- Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai kawan dalam perjuangan membangun karakter.
- Mengevaluasi huruf sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi huruf positif dalam kehidupan siswa.
Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Pendidikan huruf bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan huruf dan watak mulia akseptor didik secara utuh, terpadu, seimbang, dan sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan huruf diharapkan akseptor didik bisa secara berdikari meningkatkan dan memakai pengetahuannya dalam mempersonalisasi nilai-nilai huruf dan watak mulia sehingga terwujud dalam sikap sehari-hari.
Tujuan pendidikan huruf berdasarkan Puskur (2010) yaitu sebagai berikut :
- Mengembangkan potensi kalbu/nurani/ afektif akseptor didik sebagai insan dan warga negara yang mempunyai nilai-nilai budaya dan huruf bangsa.
- Mengembangkan kebiasaan dan sikap akseptor didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.
- Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab akseptor didik sebagai generasi penerus bangsa.
- Mengembangkan kemampuan akseptor didik menjadi insan yang mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan.
- Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan mencar ilmu yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
Tujuan pendidikan huruf secara umum ialah untuk membangun dan mengembangkan huruf akseptor didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan biar sanggup menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur berdasarkan anutan agama dan nilai-nilai luhur dari setiap butir sila pancasila. Selain itu juga untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pendidikan huruf dan watak mulia akseptor didik secara utuh, terpadu dan seimbang.
Fungsi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Pendidikan huruf ialah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (kognitif), sikap dan perasaan (afektif), dan tindakan (aksi). Tanpa ketiga aspek ini maka pendidikan huruf tidak akan efektif. Dengan pendidikan huruf yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan maka seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini ialah bekal dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan alasannya seseorang akan lebih gampang dan berhasil menghadapi segala macam tantangan hidup termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Fungsi dari pendidikan huruf dan budaya bangsa berdasarkan Puskur (2010) ialah sebagai berikut :
- Pengembangan yaitu pengembangan potensi akseptor didik untuk menjadi langsung yang berperilaku baik.
- Perbaikan yaitu memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi akseptor didik yang lebih bermartabat.
- Penyaring yaitu untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai budaya dan huruf budaya yang bermartabat.
Pentingya Pendidikan Karakter di Sekolah. Fungsi pendidikan huruf yaitu menumbuhkembangkan kemampuan dasar akseptor didik biar berpikir cerdas, berperilaku yang berakhlak, bermoral, dan berbuat sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Peran Guru dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Dalam pengembangan huruf akseptor didik di sekolah, guru mempunyai posisi yang strategis sebagai pelaku utama. Guru merupakan sosok yang bisa ditiru atau menjadi idola bagi akseptor didik. Guru bisa menjadi sumber inpirasi dan motivasi akseptor didiknya. Sikap dan prilaku seorang guru sangat membekas dalam diri siswa. Sehingga ucapan, huruf dan kepribadian guru menjadi cermin siswa. Dengan demikian guru mempunyai tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral.
Ada beberapa taktik yang sanggup menawarkan peluang dan kesempatan bagi guru untuk memainkan peranannya secara optimal dalam hal pengembangan pendidikan huruf akseptor didik di sekolah, sebagai berikut :
- Optimalisasi tugas guru dalam proses pembelajaran.
- Integrasi materi pendidikan huruf ke dalam mata pelajaran.
- Mengoptimalkan kegiatan penyesuaian diri yang berwawasan pengembangan budi pekerti dan watak mulia.
- Penciptaan lingkungan sekolah yang aman untuk tumbuh dan berkembangnya huruf akseptor didik.
- Menjalin kerjasama dengan orang renta akseptor didik dan masyarakat dalam pengembangan pendidikan karakter.
- Menjadi figur teladan bagi akseptor didik.
Dalam uraian di atas menggambarkan peranan guru dalam pengembangan pendidikan huruf di sekolah berkedudukan sebagai katalisator atau teladan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator. Dalam berperan sebagai katalisator, maka keteladanan seorang guru merupakan faktor mutlak dalam pengembangan pendidikan huruf akseptor didik yang efektif, alasannya kedudukannya sebagai figur atau idola yang ditiru oleh akseptor didik. Peran sebagai inspirator berarti seorang guru harus bisa membangkitkan semangat akseptor didik untuk maju mengembangkan potensinya. Peran sebagai motivator, mengandung makna bahwa setiap guru harus bisa membangkitkan semangat, etos kerja, dan potensi yang luar biasa pada diri akseptor didik. Peran sebagai dinamisator, bermakna setiap guru mempunyai kemampuan untuk mendorong akseptor didik ke arah pencapaian tujuan dengan penuh kearifan, kesabaran, cekatan, cerdas dan menjunjung tinggi spiritualitas. Sedangkan tugas guru sebagai evaluator, berarti setiap guru dituntut untuk bisa dan selalu mengevaluasi sikap atau prilaku diri, dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan huruf akseptor didik, sehingga sanggup diketahui tingkat efektivitas, efisiensi, dan produktivitas programnya.
Guru harus menawarkan rasa aman dan keselamatan kepada setiap akseptor didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya. Hal ini senada dengan pendapat Moh. Surya (1997) wacana peranan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat di pandang dari segi diri-pribadinya (self oriented), seorang guru harus berperan sebagai :
- Pekerja sosial (social worker), yaitu seorang yang harus menawarkan pelayanan kepada masyarakat.
- Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa mencar ilmu secara terus menerus untuk mengembangkan penguasaan keilmuannya.
- Orang tua, artinya guru ialah wakil orang renta akseptor didik bagi setiap akseptor didik di sekolah.
- model keteladanan, artinya guru ialah model sikap yang harus dicontoh oleh para akseptor didik.
- Pemberi keselamatan bagi setiap akseptor didik. Peserta didik diharapkan akan merasa aman berada dalam didikan gurunya.
Dengan demikian berdasarkan paparan di atas, sanggup disimpulkan bahwa dalam konteks sistem pendidikan di sekolah untuk mengembangkan pendidikan huruf akseptor didik, guru harus diposisikan atau memposisikan diri pada hakekat yang sebenarnya, yaitu sebagai pengajar dan pendidik, yang berarti disamping mentransfer ilmu pengetahuan, juga mendidik dan mengembangkan kepribadian akseptor didik melalui intraksi yang dilakukannya di kelas dan luar kelas.
Dampak Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Pendidikan huruf ialah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan huruf tidak akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ialah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, alasannya dengannya seseorang akan sanggup berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
Beberapa penelitian bermunculan dari beberapa inovasi penting mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Educator, yang diterbitkan oleh Character Education Partnership. Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri-St. Louis, mengambarkan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan huruf memperlihatkan adanya penurunan drastis pada sikap negatif siswa yang sanggup menghambat keberhasilan akademik.
Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Success (Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan banyak sekali hasil penelitian wacana imbas positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.
Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Goleman wacana keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai dilema dalam kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak sanggup mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah sanggup dilihat semenjak usia prasekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa hingga usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja ibarat kenakalan, tawuran, narkoba, miras, sikap seks bebas, dan sebagainya.
Seiring sosialisasi wacana relevansi pendidikan huruf ini, semoga dalam waktu bersahabat tiap sekolah bisa segera menerapkannya, biar nantinya lahir generasi bangsa yang selain cerdas juga berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Karakter
Terlepas dari banyak sekali kekurangan dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, serta implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan bahu-membahu sanggup dicapai dengan baik. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan huruf untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi referensi konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Pengembangan dan implementasi pendidikan huruf perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut. Konfigurasi huruf dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan menjadi :
1. Olah hati (spiritual and emotional development)
2. Olah pikir (intellectual development)
3. Olah raga dan kinestetik (physical and kinestetic development)
4. Olah rasa dan karsa (affective and creativity development)
Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang sanggup saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal ialah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum menawarkan bantuan berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan huruf akseptor didik. Kesibukan dan acara kerja orang renta yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang renta dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, imbas pergaulan di lingkungan sekitar, dan imbas media elektronik ditengarai bisa besar lengan berkuasa negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil mencar ilmu akseptor didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah melalui pendidikan huruf terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu mencar ilmu akseptor didik di sekolah perlu dioptimalkan biar peningkatan mutu hasil mencar ilmu sanggup dicapai, terutama dalam pembentukan huruf akseptor didik .
Pendidikan formal ialah jalur pendidikan melalui dingklik sekolah. Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan huruf diantaranya : pendidikan huruf harus mengandung nilai-nilai moral, pendidikan huruf juga harus melibatkan aspek moral knowing, moral feeling, dan moral action, penerapan kurikulum pendidikan karakterpun harus terlaksana, menerapkan konsep DAP (Developmentally Appropriate Practices), memakai sistem pembelajaran terpadu yang berbasis karakter, pendidikan huruf harus sesuai dengan tahapan perkembangan moral anak, selain itu juga perlunya kerjasama dengan orang renta murid (co-parenting).
Pentingnya Pendidikan Karakter
Pendidikan huruf berilmu balig cukup akal ini sangat diharapkan dikarenakan ketika ini bangsa Indonesia sedang mengalami krisis huruf dalam diri anak bangsa. Karakter dalam hal ini ialah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi banyak sekali kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, bepikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa sejumlah nilai moral, dan norma, ibarat jujur, berani bertindak, sanggup dipercaya, hormat pada orang lain, disiplin, mandiri, kerja keras, dan kreatif.
Pendidikan huruf di nilai sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini alasannya pendidikan huruf ialah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan sikap yang memancarkan watak mulia atau budi pekerti luhur. Sejatinya pendidikan huruf ini memang sangat penting dimulai semenjak dini. Sebab falsafah menanam kini menuai hari esok ialah sebuah proses yang harus dilakukan dalam rangka membentuk huruf anak bangsa. Pada usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para andal psikologi sebagai usia emas (golden age) terbukti sangat memilih kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan huruf dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertum¬buhan huruf anak. Setelah keluarga, di dunia pendidikan huruf ini sudah harus menjadi anutan wajib semenjak sekolah dasar.
Anak-anak ialah generasi yang akan memilih nasib bangsa di kemudian hari. Karakter bawah umur yang terbentuk semenjak kini akan sangat memilih huruf bangsa di kemudian hari. Karakter bawah umur akan terbentuk dengan baik, jikalau dalam proses tumbuh kembang mereka mendapat cukup ruang untuk mengekspresikan diri secara leluasa.
Pendidikan huruf bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan huruf dan watak mulia akseptor didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan huruf diharapkan akseptor didik bisa secara berdikari meningkatkan dan memakai pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai huruf dan watak mulia sehingga terwujud dalam sikap sehari-hari. Selain itu pendidikan huruf mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, huruf atau watak, dan gambaran sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
Pendidikan huruf berkewajiban mempersiapkan generasi penerus yang berkarakter, serta sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan tiba sesuai dengan moral dan norma yang berlaku. Melalui acara ini diharapkan lulusannya mempunyai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus mempunyai kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan huruf nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
Kesimpulan
Pendidikan huruf diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai huruf kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi generasi penerus yang berkarakter
Pendidikan huruf sangat penting keberadaannya alasannya sanggup meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan huruf dan watak mulia akseptor didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Bila pendidikan huruf telah mencapai keberhasilan, maka akan terwujud generasi penerus bangsa yang berkarakter dan tidak diragukan lagi masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta : Indonesia Heritage Fondation.
Munib, Achmad. dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
Tirtarahardja, Umar. dkk. 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Maryuni. 2013. Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar, online (https://jadibuguru.blogspot.com//search?q=mengatasi-anak-anak-hiperaktif-di-kelas). Diakses 14 November 2014.
Nurida. 2012. Artikel Pendidikan Karakter (Nurida), online (https://jadibuguru.blogspot.com//search?q=mengatasi-anak-anak-hiperaktif-di-kelas). Diakses 14 November 2014.
0 Response to "Pentingya Pendidikan Huruf Di Sekolah"
Posting Komentar