Plh Air Dan Udara Dalam Al-Qur`An

PLH Air dan Udara Dalam al-Qur`an- Keberadaan alam dan seluruh benda-benda yang terkandung di dalamnya merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Secara keseluruhan saling membutuhkan, dan saling melengkapi kekurangannya. Kelangsungan hidup dari setiap unsur kekuatan alam terkait dengan keberadaan hidup kekuatan lain. Kejadian alam dan apa yang di dalamnya saling mendukung sehingga ia disebut alam secara keseluruhan. Alam dan apa-apa yang ada di dalamnya menyerupai tumbuh-tumbuhan dan binatang termasuk insan dan benda mati yang ada di sekitarnya, serta kekuatan alam lainnya menyerupai angin, udara dan iklim hakekatnya ialah belahan dari keberadaan alam.

benda yang terkandung di dalamnya merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan PLH Air dan Udara Dalam al-Qur`an
Masalah lingkungan dikenal dua kata kunci yang sangat bersahabat hubungannya dengan keserasian lingkungan hidup, yaitu ekologi dan ekosistem. Ungkapan ekologi, ecologi berasal dari bahasa Yunani, oikosyang berarti rumah tangga dan kata logos yang berarti ilmu. Kaprikornus ekologi sanggup diartikan sebagai studi wacana rumah tangga makhluk hidup. Ilmu pengetahuan yang membicarakan wacana interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya, termasuk benda mati yang ada

Kehidupan yang mempunyai makna yang sebetulnya merupakan kehidupan yang mempunyai nilai kemanfaatan dalam proses berlangsungnya hidup di alam jagad raya ini. Unsur yang terpenting dalam mewujudkan hidup yang bermakna terletak pada seluruh makhluk hidup yang mempunyai fungsi kegunaan, baik atas dirinya maupun sesama makhluk hidup serta alam sekitarnya sebagai daerah makhluk hidup berada, lantaran pada setiap makhluk hidup ada kekuatan yang membangkitkan yang disebut energi.
 
Keberadaan matahari sebagai sumber energi sangat dibutuhkan oleh semua makhluk. Tumbuh-tumbuhan membutuhkan sinar matahari sebagai upaya mematangkan masakan yang dibutuhkan dan batang pepohonan bisa mengatasi banjir yang akan membahayakan makhluk hidup yang lain; hewan, flora termasuk manusia. Pada pokoknya setiap energi yang ada pada semua makhluk hidup saling dibutuhkan oleh sesamanya makhluk hidup yang masing-masing tergantung kepada makhluk hidup yang lainnya.

Atas dasar keterkaitan makhluk yang satu dengan yang lain dalam satu sistem kehidupan ini terbentuk suatu sistem kehidupan yang disebut Ekosistem. Ciri-ciri adanya ekosistem ialah berlangsungnya pertukaran dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung di antara aneka macam komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di luarnya.

Karena adanya kekerabatan bersahabat antara insan dan Lingkungan Hidup, allah Menyebutkan beberapa fungsi serta tujuan Allah membuat unsur-unsur dalam kehidupan diantaranya ialah : 

 Udara

Salah satu kebutuhan pokok insan ialah udara, dalam hal ini udara yang mengandung oksigen yang diharapkan insan untuk pernafasan. Tanpa oksigen, insan tidak sanggup hidup.

Tuhan beberapa kali menyebut angin (udara) dan fungsinya dalam proses daur air dan hujan. Firman Allah swt dalam QS. al-Baqarah (2): 164
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ(164)
Terjemahnya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, perahu yang berlayar di bahari membawa apa yang mempunyai kegunaan bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, kemudian dengan air itu Dia hidupkan bumi setelah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) gejala (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. 
Pada ayat lain, yakni QS. al-Rum (30): 48 Allah juga berfirman :

اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ(48)
Terjemahnya : Allah, Dialah yang mengirim angin, kemudian angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit berdasarkan yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; kemudian kau lihat hujan ke luar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira. 
 
Udara merupakan pembauran gas yang mengisi ruang bumi, dan uap air yang meliputinya dari segala penjuru. Udara ialah salah satu dari empat unsur yang seluruh alam bergantung kepadanya. Empat unsur tersebut ialah tanah, air, udara dan api. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern telah mengambarkan bahwa keempat unsur ini bukanlah zat yang sederhana, akan tetapi merupakan persenyawaan dari aneka macam macam unsur.
Air misalnya, terdiri dari unsur oksigen dan hidrogen. Demikian juga tanah yang terbentuk dari belasan unsur berbeda. Adapun udara, ia terbentuk dari sekian ratus unsur, dengan dua unsur yang paling dominan, yaitu nitrogen yang mencapai sekitar 78,084 persen dan oksigen sebanyak 20,946 persen. Satu persen sisanya ialah unsur-unsur lain.
Termasuk pesan yang tersirat kekuasaan Tuhan dalam penciptaan alam ini, bahwa Dia membuat udara dengan nitrogen dan sifatnya yang pasif sebagai kandungan mayoritasnya, yaitu 78 persen dari udara. Kalau saja kandungan udara akan gas nitrogen kurang dari itu, pasti akan berjatuhan bunga-bunga api dari angkasa luar lantaran mudahnya menembus lapisan bumi (hal itu yang kerap kali terjadi) dan terbakarlah segala sesuatu yang ada pada permukaan bumi.
Fungsi lain dari udara/angin ialah dalam proses penyerbukan/ mengawinkan tumbuh-tumbuhan. Allah swt, berfirman dalam QS. al-Hijr (15): 22 sebagai berikut :

وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ(22) 
Terjemahnya : Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, kemudian kami beri minum kau dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kau yang menyimpan-nya.
Dengan Di antara sekian banyak manfaat angin ialah kemampuannya dalam menggerakkan kapal-kapal untuk terus berlayar dengan izin Allah. Angin berfungsi juga untuk mengalirkan air dari satu daerah ke daerah lain, dan yang mengakibatkan terbaginya hewan-hewan air ke aneka macam permukaan air. Dalam kehidupan tumbuh-tumbuhan, anginlah yang membawa benih-benih yang mengakibatkan kesuburan dan penyerbukan serta penyebaran tumbuh-tumbuhan ke aneka macam belahan bumi.

Namun angin juga bisa menjadi peristiwa bagi makhluk hidup saat ia menjadi angin ribut misalnya, Allah telah menghancurkan kaum ‘Ad dengan angin angin ribut lantaran kekafiran dan kesombongan mereka di atas muka bumi ini, kemudian mereka berkata, “Siapakah diantara kita yang lebih kuat ?”. Allah swt, berfirman dalam QS. al-Dzariyat (51):
وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ
مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيم)
Terjemahnya : Dan juga pada (kisah) ‘Ad saat Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satu pun yang dilandanya melainkan dijadikannya menyerupai serbuk. 

Sebagai insan terkadang muncul saat tiba angin topan yang sangat kencang dengan membawa bubuk dan hawa panas, yang akan membuat sebagian insan sakit, mereka lupa bahwa itu semua terjadi atas kehendak Allah dan berjalan sesuai dengan aturan alam Nya yang tidak sanggup dirubah. Sebab itulah Nabi saw, melarang pencelaan terhadap angin, ia bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ e لَا تَسُبُّوا الرِّيحَ فَإِنَّهَا تَجِيءُ بِالرَّحْمَةِ وَالْعَذَابِ وَلَكِنْ سَلُوا اللَّهَ   مِنْ خَيْرِهَا وَتَعَوَّذُوا مِنْ شَ رِّهَا
Artinya : Rasulullah saw bersabda : Janganlah kalian mencela angin, lantaran sesungguhnya ia berasal dari ruh Allah Ta’ala yang tiba membawa rahmat dan azab, akan tetapi mohonlah kepada Allah dari kebaikan angin tersebut dan berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya. (HR. Ahmad dari Abu Hurairah)
Sungguh, nikmat udara merupakan suatu nikmat yang sangat besar. Dengan demikian, insan dituntut untuk memanfaatkannya sesuai dengan karunia yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka, dengan melestarikannya bukan dengan mencemarinya dan merusaknya, yang akan membawa mudharat bagi dirinya dan makhluk ciptaan Allah Swt, lainnya.

Air

Sumber kekayaan lain yang sangat penting untuk dijaga ialah air, sumber kehidupan bagi manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Allah Swt, berfirman dalam QS. al-Anbiya’ (21) , yakni “وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ” (Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu hidup).
Pada hakekatnya, air ialah kekayaan yang mahal dan berharga. Akan tetapi lantaran Allah menyediakannya di laut, sungai bahkan hujan secara gratis, insan seringkali tidak menghargai air sebagaimana mestinya.
Namun satu hal penting yang layak direnungkan, bahwa air bukanlah komoditas yang bisa tumbuh dan berkembang. Ia tidak sama, contohnya dengan kekayaan nabati atau hewani, alasannya ialah itulah Allah swt, mengisyaratkan dalam QS. al-Mu’minun (23): 

وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ
Terjemahnya : Dan Kami turunkan air dari langit berdasarkan suatu ukuran; kemudian Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.
Jika makhluk hidup terutama insan tidak bisa hidup tanpa air, sementara kuantitas air terbatas, maka insan wajib menjaga dan melestarikan kekayaan yang amat berharga ini. Jangan sekali-kali melaksanakan tindakan-tindakan kontra produktif, yaitu dengan cara mencemarinya, merusak sumbernya dan lain-lain. Termasuk pula dengan tidak memakai air secara berlebih-lebihan (israf), berdasarkan ukuran-ukuran yang wajar.

a. Larangan mencemari air

Bentuk-bentuk pencemaran air yang dimaksud oleh anutan Islam di sini menyerupai kencing, buang air besar dan sebab-sebab lainnya yang sanggup mengotori sumber air. Rasululullah saw bersabda :
… اتَّقُوا الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَةَ الْبَرَازَ فِي الْمَوَارِدِ وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ وَالظِّلِّ [51]
Artinya : Jauhilah tiga macam perbuatan yang dilaknat ; buang air besar di sumber air, ditengah jalan, dan di bawah pohon yang teduh. (HR. Abu Daud)
Rasulullah saw, juga bersabda : لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ الَّذِي لَا يَجْرِي ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيهِ  (Janganlah salah seorang dari kalian kencing di air yang membisu yang tidak mengalir, kemudian mandi disana. HR. Al-Bukhari)
Pencemaran air di zaman modern ini tidak hanya terbatas pada kencing, buang air besar, atau pun hajat insan yang lain. Bahkan banyak ancaman pencemaran lain yang jauh lebih berbahaya dan kuat dari semua itu, yakni pencemaran limbah industri, zat kimia, zat beracun yang mematikan, serta minyak yang mengenangi samudra.

b. Penggunaan air secara berlebihan.

Ada ancaman lain yang berkaitan dengan sumber kekayaan air, yaitu penggunaan air secara berlebihan. Air dianggap sebagai sesuatu yang murah dan tidak berharga. Karena hanya manusia-manusia yang berfikir yang mengetahui betapa berharga kegunaan dan nilai air. Hal ini sejalan dengan QS. al-An’am (6), yakni وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (Dan janganlah kalian israf (berlebih-lebihan). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlaku israf).

Ayat di atas, didukung juga oleh salah satu hadis, yakni
… أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِسَعْدٍ وَهُوَ يَتَوَضَّأُ فَقَالَ مَا هَذَا السَّرَفُ يَا سَعْدُ قَالَ أَفِي الْوُضُوءِ سَرَفٌ قَالَ نَعَمْ وَإِنْ كُنْتَ عَلَى نَهْرٍ جَارٍ
Artinya : Nabi saw, pernah bepergian bersama Sa’ad bin Abi Waqqas. Ketika Sa’ad berwudhu, Nabi berkata : “Jangan memakai air berlebihan”. Sa’ad bertanya : “Apakah memakai air juga bisa hiperbola ?”. Nabi menjawab: “Ya, sekalipun kau melakukannya di sungai yang mengalir”.
 
Demikian Perhatian Islam terhadap Lingkungan Hidup serta Unsurnya menyerupai Air dan Udara, PLH Air dan Udara Dalam al-Qur`an semoga bermanfaat.

0 Response to "Plh Air Dan Udara Dalam Al-Qur`An"

Posting Komentar