Kemuliaan Perempuan Dalam Islam
Kemuliaan Wanita Dalam Islam- Islam merupakan agama Rahmatan Lil’alamin yakni agama yang mengembangkan kasih sayang dan rahmat untuk semesta alam. Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat bisa mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi insan maupun alam dengan fatwa dan tuntunan hidup-Nya yang sangat universal dalam mengimbangi dinamisnya perkembangan zaman.
Rahmatan lil'alamin ialah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam Alquran, yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya' ayat 107:
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar, dengan sendirinya akan mendatangkan rahmat untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam.
Keadaan Wanita sebelum datangnya Islam di sebagian masyarakat jahiliyah mengalami masa hidup yg sangat kritis, masyarakat jahiliyah benci dgn kelahiran seorang wanita, di antara mereka ada yg mengubur anak perempuan secara hidup-hidup di dalam lubang lantaran takut cela, di antara mereka ada yg membiarkan perempuan hidup dalam dunia kehinaan & kenistaan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dgn (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya & dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang byk , disebabkan buruknya gosip yg disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dgn menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yg mereka menetapkan itu. (Al Qur’an Surat: Al-Nahl: 58-59).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dgn (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya & dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang byk , disebabkan buruknya gosip yg disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dgn menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yg mereka menetapkan itu. (Al Qur’an Surat: Al-Nahl: 58-59).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَإِذَا الْمَوْؤُودَةُ سُئِلَتْ بِأَيِّ ذَنبٍ قُتِلَتْ﴾
(التكوير: 9-8)
“Apabila bayi-bayi perempuan yg dikubur hidup-hidup ditanya, lantaran dosa apakah dia dibunuh”, (Al Qur’an Surat: Al-Takwir; 8-9)
Al-Mau’udah adlah anak perempuan yg dikuburkan hidup-hidup sehingga mati di dalam tanah, perempuan pd masa jahiliyah tidak berhak menerima warisan walaupun perempuan tersebut hidup dalam kemiskinan & kebutuhan yg tinggi, alasannya ialah pewarisan tersebut hanya berlaku bagi kaum laki-laki saja, bahkan perempuan tersebut bisa diwariskan sesudah suaminya meninggal sebagaimana harta diwariskan, lbh dari itu byk perempuan yg hidup di bawah satu lelaki alasannya ialah masayarakat jahiliyah tdk membatasi diri dgn batasan jumlah istri-istri, & merekapun tdk menghiraukan terhadap aneka macam pengekangan & kezaliman yg terjadi pada wanita.
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Umar RA bahwa ia berkata, “Demi Allah!, pada masa jahiliyah perempuan tdk kami anggap apapun, sehingga Allah menurunkan bagi mereka tuntunan yg menjelaskan kemaslahatan bagi mereka & Allah menawarkan belahan harta tertentu dalam masalah pewarisan”.
“Apabila bayi-bayi perempuan yg dikubur hidup-hidup ditanya, lantaran dosa apakah dia dibunuh”, (Al Qur’an Surat: Al-Takwir; 8-9)
Al-Mau’udah adlah anak perempuan yg dikuburkan hidup-hidup sehingga mati di dalam tanah, perempuan pd masa jahiliyah tidak berhak menerima warisan walaupun perempuan tersebut hidup dalam kemiskinan & kebutuhan yg tinggi, alasannya ialah pewarisan tersebut hanya berlaku bagi kaum laki-laki saja, bahkan perempuan tersebut bisa diwariskan sesudah suaminya meninggal sebagaimana harta diwariskan, lbh dari itu byk perempuan yg hidup di bawah satu lelaki alasannya ialah masayarakat jahiliyah tdk membatasi diri dgn batasan jumlah istri-istri, & merekapun tdk menghiraukan terhadap aneka macam pengekangan & kezaliman yg terjadi pada wanita.
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Umar RA bahwa ia berkata, “Demi Allah!, pada masa jahiliyah perempuan tdk kami anggap apapun, sehingga Allah menurunkan bagi mereka tuntunan yg menjelaskan kemaslahatan bagi mereka & Allah menawarkan belahan harta tertentu dalam masalah pewarisan”.
Sebagai walktrough untuk menjalankan kehidupan secara benar dalam kehidupan, Islam menawarkan aturan-aturan yang terang dan sesuai dengan bobotnya masing-masing. Keseimbangan proporsi amanah yang diberikan Allah terhadap insan tersebut menandakan wujud perhatian Islam terhadap menjaga keselarasan dan kebahagiaan hidup manusia.
Islam memandang lelaki dan perempuan sama dalam penciptaan dan kemuliaannya. Namun berbeda dalam hal fungsi dan penempatannya. Islam menawarkan porsi khusus kepada perempuan yang tidak diberikan kepada lelaki, begitu pula sebaliknya. Ironisnya, sampaumur ini justru porsi dan perhatian khusus yang diberikan Allah SWT kepada perempuan sering disalahtafsirkan sebagai bentuk larangan atau kekangan.
Secara kuantitas hak yang diperoleh, Islam menawarkan jatah kepada lelaki dengan perbandingan jumlah yang lebih besar dari perempuan dengan perbandingan 2 : 1. Pada dikala pembagian warisan, 3 orang anak yang terdiri dari 2 perempuan dan 1 lelaki akan memperoleh pembagian dengan persentase 25 : 25 : 50. Ketika melangsungkan sholat berjamaah, Islam menawarkan posisi sholat kepada kaum lelaki di depan kaum wanita. Namun semua hal tersebut didasari lantaran besarnya rasa sayang Islam terhadap wanita.
Seorang lelaki diberi amanah yang cukup berat oleh Islam, yakni memberi nafkah kepada istri. Plus apa-apa yang terjadi terhadap istrinya kelak harus bisa dipertanggung jawabkan lelaki di hadapan Allah SWT. Termasuk di dalamnya ialah duduk masalah kesehatan istri jikalau istrinya sakit, duduk masalah watak dari istri jikalau istrinya menyimpang dari ajaran, semua ialah tanggung jawab lelaki. Yang lebih ekstrem lagi ialah jikalau seorang istri melaksanakan maksiat atau dosa, ternyata di alam abadi sang suami juga bakal menanggung dosa tersebut lantaran dianggap lalai. Padahal kan suami itu mungkin tidak tau istrinya ngapain aja.
Memberi nafkah kepada istri hanya simbol kata-kata secara ringkasnya saja. Kalau ditelaah lebih dalam, memberi nafkah itu luas maknanya. Memberikan jaminan kontribusi kepada istri, bahkan mungkin hingga mengorbankan fisiknya, itu ialah tanggung jawab suami. Kalau atap rumah bocor yang manjat buat benerin genteng suami kan.. Tiap hari berangkat pagi pulang larut malam capek-capek, cuma buat ngasih uang kepada istri. Itu semua dilakukan lantaran amanah Allah SWT kepada lelaki.
Begitu memanjakannya Islam terhadap wanita, bahkan hingga tidak ada kewajiban bagi perempuan untuk bekerja mencari uang. Yang diwajibkan ialah hanya mematuhi suami dan menghormatinya. Bersih-bersih rumah, memasak untuk suami, menghibur hati suami yang lelah, tidak membantah suami, memasang wajah ceria di hadapan suami, berhias untuk suami, dan membimbing bawah umur serta mendidik anak-anak. gampang bukan tidak ada yang pake otot? Walaupun kini banyak perempuan yang ngeluh duduk masalah kerjaan kantor dan kerepotan kalau sambil ngurus rumah. Kadang malah hingga menganggap bebannya lebih berat dari suaminya. Loh salah siapa toh Islam tidak mewajibkan perempuan untuk itu walaupun boleh-boleh saja dan justru elok asal tidak mengganggu tanggung jawab masing-masing. Itulah yang menjadi alasannya ialah tadi bahwa lelaki mempunyai kuantitas hak yang lebih banyak 2 kali lipat dari wanita, mengingat amanah dan tanggung jawab lelaki yang cukup besar. Posisi lelaki di depan perempuan ketika sholat berjamaah pun menjadi simbol bahwa lelaki harus melindungi kaum wanita, mereka merelakan raganya terlebih dahulu untuk melindungi wanita.
Allah SWT, berfirman : “Laki-laki ialah pemimpin perempuan lantaran Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan lantaran mereka telah menafkahkan sebagian harta mereka. Oleh lantaran itu, perempuan yang sholihah ialah yang menaati Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada lantaran Allah telah memelihara mereka.” (QS An Nisa’ 4:3).
Abu Hurairoh r.a. juga pernah menuturkan bahwa Nabi saw pernah ditanya,
“ Wanita manakah yang paling baik?” Beliau menjawab : “Yaitu perempuan yang menyenangkan suaminya jikalau suaminya memandangnya, yang menaati suaminya jikalau suaminya memerintahnya, dan yang tidak bermaksiat kepada suaminya menyangkut dirinya dan harta suaminya.” ( HR Al Hakim).
“ Wanita manakah yang paling baik?” Beliau menjawab : “Yaitu perempuan yang menyenangkan suaminya jikalau suaminya memandangnya, yang menaati suaminya jikalau suaminya memerintahnya, dan yang tidak bermaksiat kepada suaminya menyangkut dirinya dan harta suaminya.” ( HR Al Hakim).
Melihat perbedaan tanggung jawab tersebut, jikalau keduanya antara perempuan dan lelaki telah menjalankan tanggung jawabnya masing-masing dengan baik dan benar, kemudian terjadi perselisihan antara keduanya, mana yang dianjurkan untuk menyerah di dalam Islam?
Lihat juga : Peerbedaan alami sifat perempuan dan laki-laki
Bukan bermaksud untuk merendahkan wanita, sekali lagi justru Islam sangat memuliakan perempuan dengan amanah yang tidak seberat lelaki. Dalam sebuah hadits riwayat Al-Baihaqi disebutkan bahwa:
“Ingatlah, saya telah memberitahu kalian wacana istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang, banyak anak (subur), dan banyak menawarkan manfaat kepada suaminya; yang jikalau ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia segera tiba hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata, “Demi Allah, saya tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhaiku)”. (HR al-Baihaqi)
Ternyata jawabannya yang harus menyerah ialah kaum wanita. Logikanya bener juga sih ya, kaum lelaki udah banting tulang ngurus keluarga dan segala macem, kok hingga hati toh sang istri tidak mau mengalah. Dengan catatan bahwa pihak suami dan istri sama-sama telah melaksanakan amanah Allah SWT dengan benar, tidak main di belakang, dan lain-lain.
Lihat juga : Peerbedaan alami sifat perempuan dan laki-laki
Bukan bermaksud untuk merendahkan wanita, sekali lagi justru Islam sangat memuliakan perempuan dengan amanah yang tidak seberat lelaki. Dalam sebuah hadits riwayat Al-Baihaqi disebutkan bahwa:
“Ingatlah, saya telah memberitahu kalian wacana istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang, banyak anak (subur), dan banyak menawarkan manfaat kepada suaminya; yang jikalau ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia segera tiba hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata, “Demi Allah, saya tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhaiku)”. (HR al-Baihaqi)
Ternyata jawabannya yang harus menyerah ialah kaum wanita. Logikanya bener juga sih ya, kaum lelaki udah banting tulang ngurus keluarga dan segala macem, kok hingga hati toh sang istri tidak mau mengalah. Dengan catatan bahwa pihak suami dan istri sama-sama telah melaksanakan amanah Allah SWT dengan benar, tidak main di belakang, dan lain-lain.
Bukti lain mengenai kemuliaan perempuan di mata Islam ialah mengenai hukum untuk berhijab dan larangan pacaran di dalam islam. Kedua hal ini merupakan pertentangan yang bagi beberapa perempuan mungkin justru menjadi kekangan dan larangan untuk bisa menikmati hidup. Namun pahamilah bahwa justru ini ialah bentuk kasih sayang Allah SWT terhadap kaum wanita.
Dengan berhijab secara tepat oleh seorang perempuan maka aurat akan tertutup. Allah memerintahkan kaum perempuan untuk menutup aurat dikarenakan nilai perempuan itu sendiri yang begitu istimewa di mata islam. Sebuah pemanis emas tentunya akan dibungkus dalam sebuah daerah pemanis yang indah biar kemurnian emas itu tetap terjaga. Berbeda dengan bebatuan tak bernilai yang awut-awutan di jalanan berteburan debu.
Salah satu fungsi hijab secara nyata ialah mencegah timbulnya kriminalitas lantaran aurat yang diumbar sanggup memicu munculnya nafsu syahwat. Banyak kaum perempuan yang malas untuk berhijab lantaran dianggap tidak bisa modis. Sebagai konsekuensinya muncul banyak masalah pemerkosaan di kota-kota besar yang menganggap hijab itu tidak modis. Beberapa kaum perempuan yang dimintai pendapat mengenai hal tersebut pun menyalahkan kaum lelaki yang tidak bisa menahan nafsu dan pikiran kotornya. Sekarang pertanyaannya ialah sudah berhijab dengan baik dan benar apa belum mbak? Dilihat dari sisi “faktor-X” nya, Allah selalu bersama hamba-Nya yang taat menjalankan perintah-Nya. Sehingga hampir mustahil ada yang berani majemuk dengan Anda kaum perempuan kalau sudah menaati perintah untuk berhijab dengan baik dan benar lantaran Allah SWT akan selalu bersama melindungi Anda. Tidak mungkin lah Allah membiarkan hamba-Nya yang taat untuk disakiti.
Allah Swt dalam Al Alquran berfirman:
ياايهاالنبى قل لأزواجك وبناتك ونساءالمؤمنين يدنين عليهن من جلابيبهن ذلك أدني أن يعرفن فلا يؤذين وكان الله غفورارحيما
(الأحزاب 59)
Artinya:Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, bawah umur perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh badan mereka. yang demikian itu supaya mereka lebih gampang untuk di kenal lantaran itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah ialah maha pengampun dan penyayang.(Al Ahzab.59).
Tidak ada ayat tawaran kepada lelaki untuk selalu menggunakan peci, tapi banyak ayat yang menganjurkan perempuan untuk berhijab. Sebab Islam sangat menjunjung tinggi kesucian wanita.
Kemuliaan dan kesucian perempuan di mata Islam dimuliakan lagi dengan adanya larangan untuk pacaran di dalam Islam sesuai dengan firman Allah SWT sebagai berikut.
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً
“Dan janganlah kau mendekati zina; bersama-sama zina itu ialah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan”. (Al Isra’ [17] : 32).
Berkaitan dengan ayat ini spesialis tafsir Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di –rahimahullah- menyampaikan dalam tafsirnya,
“Larangan mendekati suatu perbuatan nilainya lebih daripada semata-mata larangan melaksanakan suatu perbuatan lantaran larangan mendekati suatu perbuatan meliputi larangan seluruh hal yang sanggup menjadi pembuka/jalan dan dorongan untuk melaksanakan perbuatan yang dilarang”.
Kemudian Beliau –rahimahullah- menambahkan sebuah kaidah yang penting dalam hal ini,
“Barangsiapa yang mendekati suatu perbuatan yang terlarang maka dikhawatirkan dia terjatuh pada suatu yang dilarang”
Lantas kalau memang pacarannya ga ngapa-ngapain kenapa dilarang? Kok kuatir banget sih kalau berbuat macem-macem. Begini ceritanya..
Kita semua ialah insan biasa yang tidak tau apa-apa yang terjadi di alam lain. Tidak tau apa yang terjadi di langit. Tidak tau apa yang terjadi di daerah yang jauh sana. Dan yang terpenting ialah kita tidak bisa melihat setan. Kita tidak tau kini setan lagi ada dimana? Di sebelah kita ada setan atau tidak? Kalau ada berapa jumlahnya? Lagi ngomongin apa? Nah...itu semua kelemahan kita sebagai manusia. Hal-hal yang demikian hanya Allah yang tau.
Ibaratnya ngasih bocoran kepada insan (seperti dosen yang ngasih kisi-kisi sebelum ujian kepada mahasiswa), saking sayangnya Allah kepada kita maka Dia menawarkan bocoran terhadap hal-hal yang insan tidak tau, biar insan tidak terjerumus, biar insan bahagia. Bahwasanya “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, jangan sekali-kali ia berdua-duaan dengan perempuan (ajnabiyah/ yang bukan mahram) tanpa disertai oleh mahram si perempuan lantaran yang ketiganya ialah setan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Mau tidak mau, percaya atau tidak memang mirip itu adanya, setan akan tiba jikalau ada dua orang lawan jenis sedang berduaan. Kita saja sebagai insan biasa yang tidak bisa melihat setan itu. Padahal, visi misi setan di dunia ini ialah menarik hati insan biar terjerumus ke jalan kemaksiatan, dengan logika-logika yang seringkali dianggap masuk akal. Bukankah itu menakutkan dan tidak fair, menarik hati tapi tak kasad mata. Begitu sayangnya Allah kepada insan menciptakan Allah selalu menciptakan rambu-rambu kehidupan yang perlu dipatuhi oleh insan untuk keselamatan insan itu sendiri, khususnya perempuan yang kesuciannya sangat dijunjung tinggi di dalam Islam.
Dari faktor yang lain, biasanya orang pacaran itu sangat familiar dengan yang namanya:
-putus
-mantan
-pengganti
Kalau pacaran itu putus lantaran tidak cocok, kemudian ganti cari pasangan baru, berarti kedudukan perempuan itu menyerupai kelinci percobaan dong? Karena bisa seenaknya putus kemudian coba cari yang lain. Ini pun merupakan bentuk pemuliaan Islam kepada wanita. Islam tidak mau perempuan yang sangat mulia ini dijadikan ajang coba-coba oleh lelaki. Tapi ironisnya malah justru para perempuan yang ngeyel pingin pacaran, menganggap Islam itu gak gaul, terlalu saklek dan mengekang, padahal justru maksud dari Islam mengatur sedemikian itu lantaran Islam sangat menjunjung tinggi kemuliaan wanita.
Kaprikornus kesimpulannya ialah intinya Islam sangat menghormati perempuan sebagai makhluk yang lemah lembut. Karena fitrahnya itulah yang menciptakan Islam sangat care, melindungi, dan memuliakan wanita. Berbagai tawaran dan larangan sudah dibentuk eksklusif oleh Allah SWT sebagai bentuk pemuliaan kaum wanita. Sekarang tinggal pilihan berada di tangan perempuan sendiri apakah ingin menjaga kemuliaan dirinya dengan mematuhi aturan-aturan Allah SWT atau tidak penting.
Lihat juga : emansipasi perempuan dalam islam
Sungguh, saya sebagai lelaki sangat kagum dengan cara Islam memperlakukan perempuan dengan begitu mulia. Namun hal tersebut tidak boleh menjadi alasan bagi kaum lelaki untuk kemudian transgender ikut berubah jadi perempuan loh... =)
Dengan berhijab secara tepat oleh seorang perempuan maka aurat akan tertutup. Allah memerintahkan kaum perempuan untuk menutup aurat dikarenakan nilai perempuan itu sendiri yang begitu istimewa di mata islam. Sebuah pemanis emas tentunya akan dibungkus dalam sebuah daerah pemanis yang indah biar kemurnian emas itu tetap terjaga. Berbeda dengan bebatuan tak bernilai yang awut-awutan di jalanan berteburan debu.
Salah satu fungsi hijab secara nyata ialah mencegah timbulnya kriminalitas lantaran aurat yang diumbar sanggup memicu munculnya nafsu syahwat. Banyak kaum perempuan yang malas untuk berhijab lantaran dianggap tidak bisa modis. Sebagai konsekuensinya muncul banyak masalah pemerkosaan di kota-kota besar yang menganggap hijab itu tidak modis. Beberapa kaum perempuan yang dimintai pendapat mengenai hal tersebut pun menyalahkan kaum lelaki yang tidak bisa menahan nafsu dan pikiran kotornya. Sekarang pertanyaannya ialah sudah berhijab dengan baik dan benar apa belum mbak? Dilihat dari sisi “faktor-X” nya, Allah selalu bersama hamba-Nya yang taat menjalankan perintah-Nya. Sehingga hampir mustahil ada yang berani majemuk dengan Anda kaum perempuan kalau sudah menaati perintah untuk berhijab dengan baik dan benar lantaran Allah SWT akan selalu bersama melindungi Anda. Tidak mungkin lah Allah membiarkan hamba-Nya yang taat untuk disakiti.
Allah Swt dalam Al Alquran berfirman:
ياايهاالنبى قل لأزواجك وبناتك ونساءالمؤمنين يدنين عليهن من جلابيبهن ذلك أدني أن يعرفن فلا يؤذين وكان الله غفورارحيما
(الأحزاب 59)
Artinya:Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, bawah umur perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh badan mereka. yang demikian itu supaya mereka lebih gampang untuk di kenal lantaran itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah ialah maha pengampun dan penyayang.(Al Ahzab.59).
Tidak ada ayat tawaran kepada lelaki untuk selalu menggunakan peci, tapi banyak ayat yang menganjurkan perempuan untuk berhijab. Sebab Islam sangat menjunjung tinggi kesucian wanita.
Kemuliaan dan kesucian perempuan di mata Islam dimuliakan lagi dengan adanya larangan untuk pacaran di dalam Islam sesuai dengan firman Allah SWT sebagai berikut.
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً
“Dan janganlah kau mendekati zina; bersama-sama zina itu ialah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan”. (Al Isra’ [17] : 32).
Berkaitan dengan ayat ini spesialis tafsir Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di –rahimahullah- menyampaikan dalam tafsirnya,
“Larangan mendekati suatu perbuatan nilainya lebih daripada semata-mata larangan melaksanakan suatu perbuatan lantaran larangan mendekati suatu perbuatan meliputi larangan seluruh hal yang sanggup menjadi pembuka/jalan dan dorongan untuk melaksanakan perbuatan yang dilarang”.
Kemudian Beliau –rahimahullah- menambahkan sebuah kaidah yang penting dalam hal ini,
“Barangsiapa yang mendekati suatu perbuatan yang terlarang maka dikhawatirkan dia terjatuh pada suatu yang dilarang”
Lantas kalau memang pacarannya ga ngapa-ngapain kenapa dilarang? Kok kuatir banget sih kalau berbuat macem-macem. Begini ceritanya..
Kita semua ialah insan biasa yang tidak tau apa-apa yang terjadi di alam lain. Tidak tau apa yang terjadi di langit. Tidak tau apa yang terjadi di daerah yang jauh sana. Dan yang terpenting ialah kita tidak bisa melihat setan. Kita tidak tau kini setan lagi ada dimana? Di sebelah kita ada setan atau tidak? Kalau ada berapa jumlahnya? Lagi ngomongin apa? Nah...itu semua kelemahan kita sebagai manusia. Hal-hal yang demikian hanya Allah yang tau.
Ibaratnya ngasih bocoran kepada insan (seperti dosen yang ngasih kisi-kisi sebelum ujian kepada mahasiswa), saking sayangnya Allah kepada kita maka Dia menawarkan bocoran terhadap hal-hal yang insan tidak tau, biar insan tidak terjerumus, biar insan bahagia. Bahwasanya “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, jangan sekali-kali ia berdua-duaan dengan perempuan (ajnabiyah/ yang bukan mahram) tanpa disertai oleh mahram si perempuan lantaran yang ketiganya ialah setan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Mau tidak mau, percaya atau tidak memang mirip itu adanya, setan akan tiba jikalau ada dua orang lawan jenis sedang berduaan. Kita saja sebagai insan biasa yang tidak bisa melihat setan itu. Padahal, visi misi setan di dunia ini ialah menarik hati insan biar terjerumus ke jalan kemaksiatan, dengan logika-logika yang seringkali dianggap masuk akal. Bukankah itu menakutkan dan tidak fair, menarik hati tapi tak kasad mata. Begitu sayangnya Allah kepada insan menciptakan Allah selalu menciptakan rambu-rambu kehidupan yang perlu dipatuhi oleh insan untuk keselamatan insan itu sendiri, khususnya perempuan yang kesuciannya sangat dijunjung tinggi di dalam Islam.
Dari faktor yang lain, biasanya orang pacaran itu sangat familiar dengan yang namanya:
-putus
-mantan
-pengganti
Kalau pacaran itu putus lantaran tidak cocok, kemudian ganti cari pasangan baru, berarti kedudukan perempuan itu menyerupai kelinci percobaan dong? Karena bisa seenaknya putus kemudian coba cari yang lain. Ini pun merupakan bentuk pemuliaan Islam kepada wanita. Islam tidak mau perempuan yang sangat mulia ini dijadikan ajang coba-coba oleh lelaki. Tapi ironisnya malah justru para perempuan yang ngeyel pingin pacaran, menganggap Islam itu gak gaul, terlalu saklek dan mengekang, padahal justru maksud dari Islam mengatur sedemikian itu lantaran Islam sangat menjunjung tinggi kemuliaan wanita.
Kaprikornus kesimpulannya ialah intinya Islam sangat menghormati perempuan sebagai makhluk yang lemah lembut. Karena fitrahnya itulah yang menciptakan Islam sangat care, melindungi, dan memuliakan wanita. Berbagai tawaran dan larangan sudah dibentuk eksklusif oleh Allah SWT sebagai bentuk pemuliaan kaum wanita. Sekarang tinggal pilihan berada di tangan perempuan sendiri apakah ingin menjaga kemuliaan dirinya dengan mematuhi aturan-aturan Allah SWT atau tidak penting.
Lihat juga : emansipasi perempuan dalam islam
Sungguh, saya sebagai lelaki sangat kagum dengan cara Islam memperlakukan perempuan dengan begitu mulia. Namun hal tersebut tidak boleh menjadi alasan bagi kaum lelaki untuk kemudian transgender ikut berubah jadi perempuan loh... =)
Related Posts